Transformasi Sosial Islam di Indonesia: Feminisme dan Agama Islam


hijaz.web.id - Kita seringkali terkadang heran, apa yang dikatakan Alquran dan apa yang dilakukan oleh umat Islam itu tidak simetris, contohnya begitu kuatnya Alquran menghargai perempuan, tapi kok masyarakat kita kadang-kadang tidak memberikan tempat yang sama dengan laki-laki, sebagai contoh paling konkrit perbandingan antara posisi Janda Dan Duda, kita di Indonesia ini posisi seorang janda itu sangat tidak bersahabat dengan masyarakat, berdandan salah, tidak berdandan salah, keluar malam salah, tidak keluar juga bagaimana memberi makan anaknya, tetapi kalau laki-laki kan tidak ada bekasnya, jadi mau kemana saja masyarakat itu tidak membebani laki-laki, urusan-urusan budaya, yang menjadi orang yang beragama islam itu tidak mesti harus memusuhi kelompok yang lain.

Menjelaskan visi jihad itu harus didefinisikan, citra masyarakat Indonesia tentang jihad itu sangat negatif, jihad itu bukan membunuh orang, sesungguhnya itu untuk menghidupkan orang, tapi begitu kita sebut kata jihad pasti disebut Teroris, jadi teroris itu mengorbankan konsep-konsep Luhur Islam. Tugas kita sebagai Umat Islam Indonesia untuk mengembalikan bahwa mereka yang memperatas namakan jihad tapi membunuh orang tidak berdosa, it's not jihad. 

Meskipun Islam itu diturunkan 14 abad yang lampau tapi lingkungan pacunya akan berubah, masyarakat Indonesia sekarang ini sangat rasional, sangat pragmatis dan sangat milenial culture, kemudian juga sangat canggih dan sophisticated, sementara tradisi keagamaan, sangat deduktif dan kualitatif, masyarakat kita sangat induktif sangat kuantitatif. Perubahan-perubahan seperti ini tidak meruntuhkan dan merendahkan Islam, malah justru membuat Islam itu kompatibel dengan zamannya. 

Masyarakat millenial tidak bisa disuguhi dengan doktrin "kamu harus begini, tidak boleh begini dan tidak boleh ikut itu", tapi berikan keyakinan bahwa, ini masuk akal dan masuk di hati, jadi makin dalam pemahaman kita tentang Islam, makin Cinta kita terhadap Islam, maka Islam ini akan sangat lovely, sangat enjoyable, maka memperkenalkan Islam kepada kaum milenial ini itu "bagaimana Islam itu supaya tidak menjadi sebuah beban" misalnya "why do you pray? because I love to pray" bukan "I have to pray".

Ada dua istilah yang mirip, feminis and Feminine. Feminine itu kelembutan, nurturing, tapi kalau feminis itu lebih berkonotasi struggling, tidak ada yang salah. Memang selama ini sejarah memperlakukan perempuan sangat diskriminatif, wajar kalau muncul apa yang disebut dengan feminisme, hak setiap orang untuk membela hak asasinya. Perempuan berhak untuk mengupgrade mengangkat martabatnya sendiri dengan menggunakan gerakan feminisme, akan tetapi hati-hati dalam memperjuangkan perempuan dengan gaya feminisme itu sangat kontradiktif untuk masyarakat Indonesia.

0/Comments = 0 Text / Comments not = 0 Text

Lebih baru Lebih lama