Hijaz.web.id - Dikisahkan kala itu Nabi Muhammad S.A.W masih remaja, meminang seorang wanita Quraisy yaitu Fakhitah Ummu Hani', putri paman Nabi (Abu Thalib Abdu Manaf bin Abdil Muththalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay) bersamaan dengan seorang pemuda bernama Hubairah bin Abi Wahb Al-Makhzumi.
Ketika Rasulullah diangkat menjadi Rasul, banyak kalangan suku Quraisy yang membantahnya, dan melakukan pemboikotan kepada Rasulullah, dan sejumlah kecil pengikutnya. Akhirnya Rasulullah diwahyukan untuk berhijrah dari Mekkah ke Madinah. Di Madinah berbondong-bondong manusia masuk Islam, maka berkembanglah Islam di Madinah.
Ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala mewahyukan untuk kembali ke kota Makkah, maka manusia berbondong-bondong pula masuk Islam, termasuk Ummu Hani`. Sedangkan suaminya, Hubairah enggan masuk Islam dan melarikan diri ke Najran.
Pada hari pembukaan negeri Makkah itu, ada dua kerabat suami Ummu Hani` dari Bani Makhzum, Al-Harits dan Zuhair, datang kepada Ummu Hani` untuk meminta perlindungan. Waktu itu datang pula ‘Ali bin Abi Thalib r.a menemui Ummu Hani` sambil mengatakan,
“Demi Allah, aku akan membunuh dua orang tadi!”
Ummu Hani' pun menutup pintu rumahnya dan bergegas menemui Rasululloh Shallallohu ‘alaihi wa sallam. Setelah Ummu Hani` berpisah dari suaminya karena keimanan. Rasululloh Shallallohu ‘alaihi wa sallam pun sudah melewati masa duka setelah ditinggal Khadijah tercinta. Maka Rasulullah kembali untuk meminang Ummu Hani’.
Namun lamaran Rasulullah kembali ditolak dengan halus oleh Ummu Hani', beliau mengatakan,
“Sesungguhnya aku ini seorang ibu dari anak-anak yang membutuhkan perhatian yang menyita banyak waktu. Sementara aku mengetahui betapa besar hak suami. Aku khawatir tidak akan mampu untuk menunaikan hak-hak suami.”
Maka Rasulullah S.A.W mengurungkan niatnya. Beliau mengatakan,
“Sebaik-baik wanita penunggang unta adalah wanita Quraisy, sangat penyayang terhadap anak-anaknya.”, sikap begitu lembut sikap Rasulullah setelah dua kali pinangannya ditolak oleh Ummu Hani', tidak menyimpan dendam, bahkan beliau memuji wanita Quraisy karena sikapnya yang penuh kasih sayang.
Maha Suci Allah yang menciptakan teladan sempurna untuk ummat.
Allahu A'lam Bishawab
sumber: hijazid
(hijaz.web.id)